Tanaman Pangan

Sabtu, 13 Oktober 2018 19:08

Potensi lahan berdasarkan penggunaannya, dibedakan menjadi lahan sawah dan lahan kering. Lahan sawah teridiri dari lahan irigasi teknis, irigasi ½ teknis, irigasi sederhana, irigasi Desa/Non PU, tadah hujan, pasang surut, dan lahan yang sementara tidak diusahakan. Sedangkan lahan kering terdiri dari huma, ladang, tegalan/kebun, kolam/tebat/empang, tambak, lahan perkebunan, lahan hutan, dan padang rumput lainnya yang biasa digunakan untuk kandang, tanaman hias dan sebagainya.

Potensi tanah sawah di Kabupaten Sabu Raijua tahun 2011 hanya 1.053 Ha atau 2,49 persen dari luas Kabupaten Sabu Raijua sebesar 42.323,45 Ha. Sisanya sebesar 41.270,45 Ha atau 97,51 persen adalah tanah kering, diantaranya digunakan untuk menanam tanaman palawija dan pemukiman.

Potensi tanah sawah yang paling besar terdapat di Kecamatan Sabu Barat sebesar 43,41 persen atau 457,2 Ha dari total luas tanah sawah, disusul oleh Kecamatan Sabu Tengah sebesar 403 Ha atau 38,26 persen dan yang paling rendah yaitu di Kecamatan Raijua dengan luas 1,00 Ha.  Potensi tanah kering yang paling luas terdapat di Kecamatan Sabu Barat dengan luas sekitar 16.799,60 Ha atau 40,71 persen dari total luas tanah kering sebesar 41.270,25 Ha, yang disusul dengan Kecamatan Sabu Tengah sebesar 6.398,40 Ha atau 15,50 persen dari luas tanah kering. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel  di bawah ini.

Luas Tanah Sawah dan Tanah Kering Menurut Kecamatan di Kabupaten Sabu
Raijua Tahun 2011

Kecamatan Luas Tanah Sawah (Ha) Tanah Kering (Ha) Luas Tanah seuruhnya (Ha)
Raijua 1 3698 3699
Sabu Barat 457,2 16799,6 19256,8
Hawu Mehara 14,5 6398,4 7412,9
Sabu Timur 141 5489 6630
Sabu Liae 36,5 5406,25 6442,75
Sabu Tengah 403 3479 3822
Saburaijua 1053,2 41270,25 42323,45

 

Sesuai dengan kondisi alamnya yang kering, tanaman perkebunan yang paling banyak ditemui di Sabu Raijua adalah kelapa dan lontar. Bagi masyarakat Sabu, pohon lontar dianggap sebagai pohon kehidupan karena pada saat musim kemarau yang waktunya sangat panjang, nira dari lontar menjadi minuman yang memberikan banyak manfaat.

Nira lontar, selain dapat diminum langsung, oleh masyarakat Sabu juga dijadikan menjadi gula air atau disebut juga gula sabu. Daun lontar yang berbentuk kipas besar dan utuh dapat dipakai untuk berbagai keperluan. Masyarakat Sabu biasa menggunakannya untuk menampung air, nira dan makan ternak. Selain itu, daun lontar juga digunakan sebagai atap rumah, dipakai untuk membuat keranjang anyaman, alat musik tradisional dan lain sebagainya. Tangkai pohon lontar yang kokoh dapat digunakan untuk pagar tanaman dan tongkat. Sementara batangnya dapat dipakai sebagai tiang penyangga dan balokan rumah.

Di tahun 2011, terdapat 1.372,5 hektar tanaman lontar dengan produksi sebesar 226,2 ton. Sementara itu, luas tanam untuk kelapa sebesar 1.914,2 hektar dengan produksi 1.076,13 ton. Tanaman perkebunan lainnya yang cukup banyak terdapat di Kabupaten Sabu Raijua adalah jambu mete dengan produksi 233,11 ton di tahun 2011 dari luas tanam 1.200,2 hektar.

Produksi Beberapa Tanaman Perkebunan
di Kabupaten Sabu Raijua, 2011

JenisTanamanHortikulura

LuasTanam (Ha)

Produksi
(Ton)

1. Kelapa

1.914,2

1.076,13

2. Lontar

1.372,5

226,20

3. Jambu Mete

1.200,2

233,11

4. Pinang

113,35

69,53

5. Kapuk

77,45

25,17

6. Sirih

9,5

10,50

1. Kelapa
Kelapa merupakan tanaman perkebunan rakyat yang banyak diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Sabu Raijua. Seluruh komponen tanaman kelapa mempunyai nilai strategis antara lain, daging segar dapat menjadi bahan baku makanan olahan, kopra dijadikan bahan baku industri dan diekspor, batangnya dan daunnya dijadikan ramuan rumah, sabutnya dijadikan bahan baku industri. Produksi kelapa (kopra) menduduki urutan pertama di wilayah ini dibandingkan dengan 3 komoditi lainnya. Produksi kelapa di Kabupaten Sabu Raijua selama tahun 2007-2010 terlihat menurun dan namun pada tahun 2011 meningkat lagi menjadi 1.076,13 ton atau mengalami perkembangan sebesar 477,65 ton dari tahun 2010. Peningkatan terbesar terjadi pada Kecamatan Sabu Barat,Hawu Mehara dan Liae masingmsing sebesar 520,20 ton dan 235,35 ton dan 142,20 ton dan sisanya dari kecamatan lainnya.


2. Kapuk
Kapuk adalah bahan baku industri yang dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan rumah tangga. Tabel 3.1. menunjukkan bahwa produksi kapuk dari tahun 2007-2009 terlihat tidak ada perkembangan yang berarti dan menurun pada tahun 2010 dan 2011. Pada tahun 2011 produksi kapuk sebanyak 25,22 ton, dimana produksi tertinggi terdapat di Kecamatan Hawu Mehara sebesar 14.44 ton, disusul Kecamatan Sabu Barat sebesar 4.74 ton dan Kecamatan Sabu Liae sebesar 3.03 ton. Sisanya tersebar di Kecamatan Sabu Timur dan Kecamatan Sabu Tengah masing-masing di atas 1 Ton.


3. Pinang
Pinang merupakan komoditi perkebunan multi fungsi, karena selain menghasilkan devisa untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, pinang juga digunakan sebagai bahan kelengkapan peminangan dan konsumsi masyarakat, digunakan sebagai ramuan obat-obat tradisional, batangnya dapat dijadikan bahan penunjang bangunan rumah. Pada periode 2007-2011 produksi pinang cenderung menurunan. Produksi tertinggi terjadi pada tahun 2008 mencapai 907 ton, sedangkan produksi pada tahun lainnya terlihat tidak banyak berubah. Sebaran produksi pinang tahun 2011 terbesar tertinggi di Kecamatan Hawu Mehara sebesar 20,40 Ton, diikuti Sabu Barat sebesar 19,64 Ton, Sabu Liae 13,77 Ton, Sabu Tengah 8,92 Ton, dan Sabu Timur 6,80 Ton.


4. Jambu Mente
Komoditi Jambu mente mempunyai prospek yang cukup cerah, baik sebagai pendukung peningkatan devisa, maupun peningkatan pendapatan masyarakat. Komoditi ini berfungsi sebagai tanaman produktif, konservasi, rehabilitasi lahan kritis, dan juga sebagai tanaman penghijauan sehingga dapat memberikan perubahan iklim pada wilayah gersang dengan suhu yang relatif tinggi, penyeimbang kondisi perekonomian masyarakat yang rendah, sehingga dapat membantu proses pengentasan kemiskinan dan pelestarian sumber daya alam. Kacang mente dapat dipasarkan didalam atau pun di luar daerah bahkan dieksport ke manca negara. Pada Tahun 2011, produksi jambu mente sebesar 223,11 ton yang tersebar di beberapa kecamatan antara lain Kecamatan Sabu Barat sebesar 97,41 ton, Kecamatan Hawu Mehara sebesar 60,18 ton, Kecamatan Sabu Tengah sebesar 43,08 ton, Kecamatan Sabu Liae sebesar 13,26 ton dan Kecamatan Sabu Timur sebesar 9,18 ton.